Jumat, 19 Desember 2008

penelitianku duwet

III. DUWET (Eugenia Cumin
A. Definisi
Tanaman duwet (eugenia cumini) ini berasal dari daratan India dan tersebar di kawasan Asia Tenggara. Bisa tumbuh pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini dapat hidup di tanah subur yang drainasenya baik. Termasuk dalam jenis tanaman evergreen, yaitu tumbuh tidak mengenal musim. Di Indonesia duwet hampir terdapat disemua daerah, tanaman ini gampang tumbuh dimana saja, hanya membutuhkan sedikit sinar matahari, dan sedikit air, duwet dapat berkembang biak melalui bijinya, juga dengan mencangkoknya. Pohon Duwet tahan terhadap kekeringan cocok ditanam dipinggir jalan sekitar sekolah atau di tempat umum seperti halaman atau kebun. Merupakan tumbuhan berjenis pohon dapat mencapai ketinggian kurang lebih 15 meter, mempunyai batang yang besar, berbuah setelah 5 tahun setelah ditanam, sedang umurnya dapat mencapai lima puluhan tahun. Duwet tumbuh pada ketinggian 4 sampai 500 meter diatas permukaan laut, batang pohonnya dapat mencapai 1,5 meter berdahan banyak bercabang banyak bentuk daun agak bulat hijau agak rindang (Anonim, 2005).
B. Klasifikasi Duwet (Eugenia cumini)
Divisi : Spermatophyta.
Sub divisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Bangsa : Myrtales.
Family : Myrtaceae.
Marga : Eugenia.
Jenis : Eugenia cumini Merr.
Sinonim : Eugenia jambolana Lamk.;Syzygium jambolana Miq.; S. malaccense (L.) Merr. & Perry.
Nama simplisia : Syzygii jambolani cortex, kulit jamblang, syzygii jambolani semen, biji jamblang.
Duwet (eugenia cumini) mempunyai nama yang berbeda-beda pada masing-masing daerah di indonesia. Di daerah Sumatera biasanya disebut Jambe kleng(Aceh), Jambu kling (Gayo), Jambu kalan (Minangkabau) Jambelang (Melayu). Daerah jawa biasanya disebut Jamblang (Sunda) Duwet (Jawa) Juwet (Jakarta) Duwak (Madura). Daerah Bali menyebutnya Juwet. Di Nusa Tenggara menyebutnya Klayu (Sasak) Duwe (Bima) Jambulan (Flores). Sulawesi Jumblang (Mongondow) Rapo-rapo (Makasar) Alicopeng (Bugis) (Siska, 2007).
C. Kandungan Duwet (eugenia cumini)
Duwet (eugenia cumini) mengandung beberapa senyawa kimia yang terdapat pada beberapa bagian diantaranya, pada buah terkandung senyawa penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus, dan glicosida,asam galat, triterpenoid . Pada biji terkandung senyawa tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan alfa-phytosterol yang bersifat anticholestemik, minyak atsiri, jambosin (alkaloid),triterpenoid . Sementara itu, pada kulit pohonnya terkandung seyawa zat samak, asam galat, alkaloid (jambosin) dan jambulol, Triterpenoid, zat tanin .
Secara spesifik senyawa-senyawa kimia ini memiliki peran seperti, Tanin merupakan campuran eter dari asam galat dengan glukosa. Tanin adalah suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal sebagai astringensi. Tanin ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman; kulit kayu, daun, buah, dan akar. Tanin dibagi ke dalam dua grup, tanin yang dapat dihidrolisis dan tannin kondensasi. Zat ini biasanya digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara memacu metabolisme glukosa dan lemak, antiseptik, obat luka bakar, sebagai penawar kimia pada kasus keracunan alkaloid dan logam berat, dapat menghentikan perdarahan (homeostatika) pada pandarahan kecil dan menghentikan diare. Tanin diketahui memacu metabolisme glukosa dan lemak, sehingga timbunan kedua sumber kalori ini dalam darah dapat dihindari. Artinya kolesterol dan glukosa darah turun.
Asam galat merupakan senyawa yang terkandung pada asam fenolat, senyawa ini dapat larut dalam air dan sering terdapat bergabung dengan glukosida dan biasanya terdapat dalam rongga sel. Senyawa ini berperan dalam meningkatkan kadar glikogen dalam hepar yang menunjukkan meningkatnya penggunaan glukosa, dengan cara memperbaiki sel beta pankreas sehingga dapat menurunkan kadar glukosa dalam pembuluh darah. Selain itu berperan juga sebagai anti oksidan. Senyawa Triterpenoid memiliki sifat hipolipidemik (menurunkan kadar lipid seperti VLDL,LDL,kolesterol dan trigliserida) sehingga dapat mecegah atau mengurangi komplikasi penyakit jantung (Subroto, 2006). Senyawa glukosida phytomelin yang terdapat dalam biji juwet berperan dalam mengurangi kerusakan pembuluh-pembuluh darah kapiler sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka. Senyaw alfa-phytosterol dalam biji sejenis sterol yang bersifat anticholesteremik mampu mencegah kelebihan kolesterol (Anonim, 2005). Seyawa Alkaloid (jambosin) dapat menurukan kadar glukosa darh dan meningkatkan konsentrasi insulin plasma .
Tabel 3.Kandungan Tiap 100 g bagian yang dapat dimakan mengandung
Kandungan ukuran
Air 84-86 gr
Protein 0,2-0,7 gr
Lemak 0,3 gr
Karbohidrat 14-16 gr
Serat 0,3-0,9 gr
Abu 0,4-0,7
Kalsium 8-15 mg
Fosfor 15 mg
Besi 1,2 mg
Riboflavin 0,01 mg
Niasin 0,3 mg
Vitamin C 5-18 mg
Energi 227/100 gr
Vitamin A dan Tiamin sedikit sekali ?


D. Manfaat Duwet (eugenia cumini)
Enrika Noviana,R.(1997) meneliti tentang pengaruh pemberiaan infus kulit jamblag(eugenia cumini merr) terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih di bandingkan dengan pengaruh pemberian Tolbutamid. Dari Hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan kadar glukosa darah yang diberikan infus kulit batang jamblang konsentrasi 10% dan 30%, hasilnya hampir sama dibandingkan dengan pemberian Tolbutamid. Infusa kulit batang jamblang dapat di gunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Dr.C.Graeser dari Bonn, Jerman adalah orang yang pertama kali menemukan khasiat biji duwet dan ekstrak buahnya yang bisa menyembuhkan penyakit diabetes. Ekstrak buah ini diketahui tidak beracun dan dapat menyembuhkan penyakit gula tanpa efek negatif (Anonim, 2005).
Duwet (eugenia cumini) dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit diantaranya penyakit diabetes mellitus, ngompol (inkontinensia urin), diare, masuk angin, Batuk kronis, sesak napas (asma), batuk rejan, batuk pada TB paru disertai nyeri dada serta sariawan(Santosa&Zaini, 2003).
Pada pengobatan diabetes (kencing manis) penelitian Ayurverda menyebutkan bahwa biji, daun, dan kulit kayu duwet memiliki khasiat menurunkan kadar glukosa darah (efek hipoglikemik). Cara menggunakannya adalah 15 butir biji duwet ditumbuk halus, rebus dengan 2 gelas air sampai jadi 1 gelas, bagi menjadi 3 bagian untuk satu hari, ulangi setiap hari sampai badan terasa segar dan tidak lemas lagi atau kulit pohon duwet 250 gr (basah) atau 3 ruas jari kulitpohon duwet (kering), dipotong-potong, rebus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas, di saring, minum sedikit demi sedikit sampai habis 2 x sehari (Siska, 2007).
Untuk mengobati inkontinensia urin (ngompol), dapat digunakan biji duwet sebanyak 7 butir biji juwet di giling sampai halus, lalu di rebus dengan 2 cangkir air bersama gula jawa. Sampai airnya tinggal setengahnya. Minum setiap hari 1 cangkir sekitar jam 5 sore sampai sembuh. Untuk mengobati penyakit batuk kronis dan asma digunakan buah duwet sekitar 15 gr, cuci bersih lalu makan tiga kali sehari. Untuk mengobati diare pada anak digunakan buah duwet segar yang belum matang dan beras yang sudah digongseng sampai kuning (masing-masing 6g), masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam, tim sampai matang, setelah dingin, makan sekaligus, lakukan tiga kali sehari. Untuk mengobati nyeri lambung, gongseng buah duwet kering tanpa biji (30g) sampai berbau harum, lalu masukkan ke dalam mangkuk tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam lalu tim sampai matang, setelah dingin, makan sampai habis lakukan tiga kali sehari selama 10 hari. Untuk mengobati sariawan, rebus kulit kayu atau daun secukupnya, setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur, lakukan 3-4 kali dalam sehari (Siska,2007).
Buah duwet, selain dapat mengobati diabetes, diare, batuk kronis ternyata buah juga mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi, hal ini disebabkan oleh warna ungu atau pigmen ungu dalam buah tersebut yang dikenal dengan nama antosianin. Aktivitas antioksidan buah duwet dipengaruhi oleh tahapan kematangannya. Buah mentah yang berwarna hijau aktivitas antioksidannya rendah, buah hampir masak yang berwarna merah dan masih keras aktivitas antioksidannya meningkat, dan buah masak yang berwarna ungu aktivitas antioksidannya paling tinggi, oleh sebab itu buah duwet memang sebaiknya dikonsumsi pada saat sudah masak, namun sebaiknya pada saat masih segar karena jika kurang segar, aktivitas antioksidannya akan menurun tajam. Namun, penelitian yang dilakukan terhadap buah duwet ini belum begitu banyak, mungkin karena nilai ekonominya rendah dan sulit memperoleh sampel memadai. Dibandingkan dengan rempah-rempah yang sama memiliki aktivitas antioksidan tinggi tetapi biasanya hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit, buah duwet potensial sebagai sumber antioksidan yang aman (Siska,2007) .
Penelitian di India (Siska, 2007) mendapatkan hasil bahwa buah duwet potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang, duwet dapat mencegah timbulnya katarak akibat diabetes. Duwet juga menurunkan risiko timbulnya atherosklerosis sampai 60-90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan peran radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis.
Toksisitas Pemberian infus biji duwet dan kulit kayu selama 16 bulan tidak menyebabkan kelainan pada organ-organ hati, jantung, ginjal, limfa, usus, dan lambung secara makroskopis dan mikroskopis(Adjirni,1996).

3 komentar:

Anonim mengatakan...

wooww keren.. referensinya dari buku apa aja ya?
( jawabannya bisa dikirim ke emailq reztu.zie@gmail.com)

Unknown mengatakan...

Bu Novi, saya tertarik dengan artikel anda, bisa tolong referensinya kah?...trimakasih

Unknown mengatakan...

apakah syzygium cumini ini mempunyai kontraindikasi?